Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Awas, Pertanyaan Kapan Lulus Picu Gangguan Kesehatan Mental

image-gnews
Ilustrasi mahasiswa wisuda. shutterstock.com
Ilustrasi mahasiswa wisuda. shutterstock.com
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Hari Kesehatan Mental Sedunia jatuh pada 10 Oktober 2019. Tahukah Anda bahwa pertanyaan ‘kapan lulus?’ juga bisa berpengaruh pada kesehatan mental seseorang?

Spesialis kesehatan jiwa Heriani mengatakan pertanyaan yang berhubungan dengan kemampuan dan bukan segala sesuatu yang pasti, jika ditanya terus menerus dapat menyebabkan stres dan depresi. 

“Dari kampus, lulus memang normalnya 3,5-4 tahun. Tapi itu bukan suatu kepastian karena pihak kampus pun mengerti bahwa kemampuan setiap orang berbeda. Kalau mahasiswa didesak terus dengan pertanyaan seperti itu dan mentalnya tidak kuat, dia pun bisa mengalami masalah kejiwaan,” katanya dalam acara “Prevent Suicide by Loving Yourself” di Jakarta pada 9 Oktober 2019.

Untuk mengatasi masalah ini, kedua belah pihak pun harus mengupayakan. Dari sisi penanya, diharapkan untuk berpikir sebelum melontarkan sebuah pertanyaan.

Wisuda. Ilustrasi

“Coba dipikirkan dulu, baik atau tidak, menyakiti hati orang lain atau tidak, atau bisa berkaca pada diri sendiri, bagaimana rasanya jika mendapat pertanyaan seperti itu,” ujarnya.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Apabila pertanyaan tersebut tetap digaungkan, mahasiswa yang menjawab pun bisa memberi dua tanggapan. Pertama, dapat berupa gurauan. Heriani mencontohkan untuk menjawab bulan Mei alias “maybe yes dan maybe no” (mungkin iya dan tidak).

“Dibuat lelucon justru baik karena meringankan stres dari pertanyaan kapan lulus itu. Anda semakin santai dan rileks kalau jawabnya nyeleneh,” jelasnyanya.

Pilihan lain dapat berupa jujur, namun tidak menghakimi. Contohnya, sampai tahap mana Anda saat ini. Namun, tidak ditambah betapa sulitnya menyusun skripsi tersebut.

“Jujur saja sudah sampai mana dan kurang apa. Tapi tidak perlu bilang susah karena materinya sulit dicari dan sebagainya. Ini justru meremehkan kemampuan Anda,” katanya.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

3 jam lalu

Ilustrasi wanita berjalan kaki. Freepik.com/Katemangostar
Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.


Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

1 hari lalu

Ilustrasi menyusui. factretriever.com
Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.


Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

2 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.


Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

9 hari lalu

Ilustrasi bermain media sosial. (Unsplash/Leon Seibert)
Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah


Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

9 hari lalu

Ilustrasi anak pemalu. thrivingnow.com
Pemalu Hingga Takut Bentuk Kecemasan Sosial pada Anak, Ini Cara Atasinya

Kecemasan sosial pada anak bukan hanya sekadar berdampak menjadi pemalu, namun dapat menyebabkan anak merasa takut dan menghindari situasi sosial


Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

9 hari lalu

Ilustrasi wanita depresi. (Pixabay.com)
Tanda Ibu Hamil Alami Gangguan Mental

Gangguan mental pada ibu hamil perlu dikenali karena membuat perasaan tidak nyaman dan ada gangguan pada aktivitas sehari-hari.


Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

14 hari lalu

Konferensi pers di Markas Polres Bogor, Cibinong, Kabupaten Bogor, menghadirkan tersangka pelaku KDRT, Jumat 17 November 2023. Kasus ini terungkap setelah viral di media sosial seorang suami mencari istri, Dokter Qory, yang pergi meninggalkan rumah. Dok. Polres Bogor
Terbukti KDRT, Suami Dokter Qory Divonis 2 Tahun Penjara

Suami dokter Qory itu juga mendapat hukuman tambahan berupa konseling kejiwaan.


Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

14 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com/Priscilla du Preez
Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?


Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

14 hari lalu

Ilustrasi wanita bahagia. Unsplash.com
Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.


Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

16 hari lalu

Ilustrasi wanita lelah bekerja. Freepik.com
Karyawan Alami Burnout, Ini yang Perlu Dilakukan Atasan

Jika karyawan mengalami burnout, bukan hanya ia sendiri yang harus mencari solusi mengatasinya. Atasan juga perlu memperhatikan hal ini.